21 Oktober, 2010
Cara Menghitung RAB
Ada beberapa macam item pekerjaan dalam pembangunan rumah antara lain :
I. Pekerjaan Awal
1. Galian
2. Urugan
3. Mengurug kembali
III. Pekerjaan Fondasi
1. Lantai kerja
2. Pasangan fondasi
IV. Pekerjaan Beton
1. Sloof
2. Kolom
3. Ring balk
V. Pekerjaan Dinding
1. Pasangan Bata.
2. Plesteran
3. Acian
4. Sponengan
5. Tali air
VI. Pekerjaan Kusen dan Pintu, Jendela
1. Pasang saluran air bersih PVC ¾”
2. Pasang saluran air kotor PVC 4″
3. Pasang Closet
4. Pasang bak air
5. Pasang Karan Air
6. Pembuatan Septick Tank (beerput)
7. Pembuatan sumur peresapan
XI. Pekerjaan phinising
1. Pembersihan Akhir
Cara menghitung Volume pekerjaan :
I. Pekerjaan Awal
1. Pengukuran
Yang dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan posisi dari bangunan dilakukan pengukuran batas-batas, volume pengukuran adalah dihitung dg satuan lumpsum, missal diperkirakan dikerjakan 2 hari dengan 2 tukang, sehingga perhitungan sbb ,upah tukang Rp.50.000, maka biaya 50.000 x 2 x 2 = Rp. 200.000.
2. Bowplank
Digunakan untuk membantu menentukan As atau letak titik dari bangunan, dengan cara membuat pagar menggunakan papan 2/15 dipaku pada kayu ukuran 5/7 sebagai tiang, dibuat dengan jarak 1 meter dari as bangunan dipasang keliling bangunan.
Misal rumah ukuran 6 x 7 , maka volume bowplank adalah (6+1+1)+(7+1+1)=17 m.
Harga dan kebutuhan material dapat dilihat pada Analisa pekerjaan.
II. Pekerjaan Galian dan urugan
1. Galian
Adalah pekerjaan mengurug lantai bangunan, volume dihitung luas bangunan dikalikan tinggi urugan satuan m3, kebutuhan material urugan dan jumlah tenaga atau upah dapat dilihat pada analisa pekerjaan.
3. Mengurug kembali
Adalah mengurug bekas galian Fondasi, volume biasanya dihitung 1/3 dari volume galian, contoh volume galian 60 m3 maka urugan kembali adalah 60 m3/3 = 20 m3.
III. Pekerjaan Fondasi
1. Lantai Kerja
Adalah suatu item pekerjaan yang lokasinya dibawah fondasi (lihat fondasi Rumah), lantai kerja dapat berupa urugan pasir dengan tebal 10 cm, pasangan batu kali kosong, atau beton dengan campuran 1:3:5 tebal 5 s/d 10 cm. cara perhitungan adalah luas dikalikan tebal dengan satuan m3, kebutuhan material dan upah lihat analisa pekerjaan.
2. Pasangan Fondasi
Fondasi yang kami maksudkan disini adalah fondasi batu kali (stal) untuk bangunan rumah lantai 1, cara menghitung volume hitung semua panjang fondasi kemudian dikalikan tinggi fondasi, dan dikalikan (lebar atas+lebar bawah dibagi 2), satuan m3.
Contoh: panjang seluruh fondasi 50 meter, tinggi fondasi 0,7 meter, lebar atas fondasi 0.3 meter lebar bawah fondasi 0.7 meter, maka volumenya adalah 50 x 0,7 x ((0,3+0,7)/2) = 17,5 m3.
IV. Pekerjaan Beton
1. Sloof
Yang dimaksud dengan sloof adalah struktur bangunan yang berada diatas fondasi untuk lebih jelas lihat sloof rumah lantai 1 dan 2.
Cara menghitung volume sebagai berikut : untuk volume beton panjang total sloof x lebar x tinggi = satuan m3.
Untuk perhitungan jumlah besi beton, pertama yang dicari adalah jumlah begel, dengan cara panjang total sloof dibagi jarak begel ditambah 1 = jumlah begel, jumlah begel dikalikan panjang satu begel = panjang total besi beton yang dibutuhkan.
Misal sloof 15/20, begel d 8 – 15, panjang total 25 meter, jumlah begel = (25/0.15)+1=167,6 bh = 168 bh, sedangkan panjang satu begel = ((15 -5)x 2)+((20-5) x 2)= 50 cm, maka total besi beton untuk begel adalah 0,5 x 168 = 84 meter, satu batang besi beton panjang standar adalah 12 m, 84/12= 7 batang. Untuk menghitung besi beton tulangan pokok yaitu dengan cara jumlah tulangan pokok dikalikan panjang total.
Sedangkan untuk perhitungan RAB besi beton tidak dihitung,yang ditampilkan adalah volume beton.
2. Kolom
Cara menghitung Volume adalah tentukan atau hitung jumlah kolom kemudian dikalikan tinggi kolom,sehingga mendapat total panjang kolom x lebar x tinggi = volume kolom satuan m3.
3. Ring balk.
Cara menghitung volume sama dengan perhitungan sloof dan kolom
V. Pekerjaan Dinding
1. Pasangan Bata.
Dinding pasangan bata ada 2 cara menghitung yaitu dengan cara perhitungan luas dan dengan cara perhitungan isi, untuk perhitungan isi jarang sekali digunakan, akan tetapi bila suatu saat dibutuhkan dengan cara perhitungan isi, caranya adalah luas x tebal, untuk tebal tergantung jenis pasangan bata, pasangan 1 bata atau ½ bata ,untuk ukuran 1 bata yaitu 30 cm sedangkan ukuran ½ bata 15 cm.
Cara menghitung luas pasangan bata adalah sebagai berikut, pertama hitung keliling dari dinding, kalikan dengan tinggi dinding, dan dikurang luas dari daun jendela,daun pintu,boven, satuan m2.
2. Plesteran
Volume plesteran adalah 2 x dari volume pasangan bata.
3. Acian
Sama dengan cara menghitung volume plesteran tetapi dikurangi, daerah yang tidak di aci seperti dinding keramik dll.
4. Sponengan atau tali air
Sponengan atau tali air adalah batas antara kusen dan plesteran, bila lebar kusen kurang dari lebar dinding (15 cm) maka batas antara kusen dan plesteran disebut sponengan, sedangakan bila lebar kusen sama dengan lebar dinding maka batas antara kusen dan plesteran disebut tali air.
VI. Pekerjaan Kusen dan Pintu, Jendela
1. Pembuatan Kusen
Cara perhitungan kusen pada RAB ada 2 macan yaitu dengan satuan jadi, atau m3, untuk satuan m3 yaitu hitung semua panjang dari bahan pembuat kusen kemudian dikalikan dengan tebal dan lebar dari kayu, satuan m3.
Kebutuhan material dan upah dapat dilihat pada analisa pekerjaan.
2. Daun Pintu.
Daun pintu ada beberapa macam, missal daun pintu panil atau doble plywood, dalam perhitungan volume untuk RAB biasanya di hitung perunit.
3. Pasang Kusen Pintu dan Jendela
Volume pemasangan bermacam-macam, antara lain dg cara panjang keliling kusen, perlubang, atau perunit.
4. Pasang Daun Pintu dan Jendela
Volume pemasangan dihitung perunit, diluar pemasangan kunci tanam, hak angin, slot.
VII. Pekerjaan Rangka Atap.
1. Pembuatan Kuda-Kuda
Volume dihitung dengan satuan m3, yaitu panjang total bahan dikalikan dimensi kayu yang dipakai.
Contoh, panjang total bahan yang digunakan untuk kuda-kuda adalah 25 meter kayu yang digunakan 8/12 maka volume adalah 25 x 0.08 x 0.12 = 0.24 m3.untuk harga dapat dilihat analisa pekerjaan.
2. Pembuatan Gording.
Yang dimaksud dengan pembuatan gording adalah pembuatan sambungan antara gording, satuan adalah m3, cara mencari volume sama dengan cara mencari volume pada perhitungan kuda-kuda.
3. Pembuatan Jurai.
Sama dengan pembuatan gording,
4. Pembuatan Balok Nok.
Sama dengan pembuatan gording, dan Jurai. Untuk ketiga item pekerjaan tersebut dimensi kayu biasanya sama hanya letak saja yang membedakan nama item pekerjaan.
5. Pasang Kuda-kuda.
Yang dimaksud pasang kuda-kuda biasanya disebut erextion kuda-kuda, adalah pemasangan kuda-kuda dilokasi tempatnya kuda-kuda. Tidak membutuhkan material tambahan karna kuda-kuda dipasang setelah dibuat. Biaya biasanya diambil 50 % dari biaya pembuatan kuda-kuda. Begitu juga untuk pemasangan jurai,gording,balok nok. Satuan volumenya adalah m3.
6. Pasang Papan Suri.
Yang dimaksud dengan papan suri adalah, papan yang letaknya diatas balok nok, yang berfungsi untuk menahan kerpus, ukuran yg digunakan biasanya 2/20 dapat juga lebih kecil atau lebih besar sesuai kebutuhan dilapangan. Satuan volumenya adalah m’.
7. Pasang Usuk.
Usuk biasanya menggunakan kayu ukuran 4/6 atau 5/7, yg sering digunakan adalah kayu ukuran 5/7, untuk atap yg menggunkan asbes atau seng tidak memakai usuk, cukup dengan gording. Perhitungan usuk yaitu luas dengan satuan m2. kebutuhan matererial dan upah lihat analisa pekerjaan.
8. Pasang Alumunium poil.
Pemasangan alumunium poil dimaksudkan untuk mengurangi panas dan mencegah tampias saat terjadi hujan yang disertai angin, bahan yang digunakan tidak mutlak alumunium poil, dapat diganti dengan karpet atau seng plat. letak alumunium poil adalah diantara usuk dan reng. Satuannya adalah m2.
9. Pasang Reng.
Reng ukuran yang digunakan ada dua macam yaitu 2/3 atau ¾,tergantung jenis genteng yang dipakai, untuk genteng beton biasanya menggunakan ukuran ¾ , perhitungan reng adalah sama dengan menghitung usuk yaitu luas dengan satuan m2.(luas reng sama dengan luas dari usuk).
10. Pasang Genteng
Genteng ada beberapa jenis, akan tetapi yang umum adalah genteng beton dan genteng keramik. Perhitungan volume adalah luas dengan satuan m2. biasanya sama dengan luas reng maupun usuk.
11. Pasang talang
Talang ada beberapa jenis bahan yang digunakan, talang seng, talang PVC, talang beton, untuk setiap jenis bahan cara perhitungan volume berbeda-beda, untuk talang yang terbuat dari seng volume nya adalah luas dengan satuan m2, talang yang terbuat dari PVC volumenya adalah panjang dengan satuan m’, sedangkan untuk talang beton dapat dihitung dengan m3 ataupun m2.
12. List plank
List plank ada beberapa jenis bahan yang digunakan, yaitu bahan dari kayu, beton, pvc, fiber dll, tetapi saat ini list plank yang sering digunakan adalah terbuat dari kayu dan beton, perhitungan volume ada yang menggunakan m’,m2,m3. perhitungan volume tidak mengikat.
VIII. Pekerjaan Penggantung dan Pengunci.
1. Rangka Plafond
Rangka plafon ada beberapa jenis bahan yang digunakan, yaitu rangka kayu 4/6, rangka besi (bermacam-macam). Untuk perhitungan volume kalau menggunkan kayu biasanya dihitung luas, sedangkan untuk besi dihitung dengan berat (kg).
2. Pasang Plafon
Plafon bermacam-macam dari jenis bahan yang digunakan, seperti, bahan kayu, eternit, asbes plat, plywood, gibsum dll, untuk perhitungan volume adalah luas dengan satuan m2.
3. Pasang Kunci tanam, grendel, hak angin.
Perhitungan menggunkan satuan unit, atau buah.
4. Pasang Kaca.
Pemasangan kaca yaitu dengan perhitungan luas satuan m2.
5. List plafond
Yang dimaksud dengan list plafon adalah list yang berada dipinggir pertemuan antara plafond dengan dinding, tujuan pemasangan list, agar terlihat rapi. Satuan volume adalah m’
IX. Pekerjaan Lantai dan keramik.
1. Beton Lantai 1:3:5
Yang dimaksud dengan beton lantai, biasanya disebut floor, atau plesteran lantai, tebal beton lantai untuk rumah tinggal mulai dari 5 cm sampai dengan 10 cm. sebelum lantai diplester sebaiknya diberi urugan pasir setebal 10 cm. Untuk perhitungan volume lantai beton m3, tetapi kadang-kadang ada yang membuat m2.
2. Pasang keramik lantai utama dan wc.
Pemasangan keramik lantai volume yang digunakan adalah luas dg satuan m2.
3. Pasang Keramik Dinding.
Pemasangan keramik dinding volume yang digunakan adalah luas dg satuan m2.
X. Pekerjaan Sanitasi
1. Pasang Saluran air bersih pvc ¾”.
Perhitungan volume adalah panjang dengan satuan m’.
2. Pasang Saluran Air kotor pvc 4″
Perhitungan volume adalah panjang dengan satuan m’.
3. Pasang Closet, kran
Perhitungan volume adalah buah atau unit.
4. Pembuatan Septick tank atau beerput.
Septick tank atau beerput adalah suatu tempat untuk menampung kotoran manusia, perbedaan septick tank dan beerput adalah dari bentuk mdan bahan yang digunakan akan tetapi fungsinya sama.
Septick tank bahan yang digunakan adalah pasangan bata, dengan ukuran persegi panjang, sedangkan kalau beerput bahan yang digunakan buis beton diameter 80 cm s/d 90 cm. biasanya perhitungan volume adalah unit (lansung jadi).
5. Saluran Peresapan atau Sumur Peresapan.
Saluran peresapan atau sumur peresapan adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai peresapan air dari buangan septick tank. Volume perhitungan adalah unit.
XI. Pekerjaan Phinising.
1. Pekerjaan Cat tembok, plafon, kusen, daun pintu dan jendela.
Perhitungan Volume nya adalah luas dengan satuan m2.
XII. Pekerjaan Instalasi listrik.
Pekerjaan instalasi listrik volume pekerjaan menggunakan titik, sedangkan harga sesuai dengan ketentuan PLN.
XIII. Pemebersihan Akhir.
Yang dimaksud dengan pekerjaan pembersihan akhir, adalah pekerjaan pembersihan sisa sisa material atau kotoran-kotoran aikibat dari pekerjaan, seperti pembersihan kamar mandi, lantai, kusen dari debu-debu, karna volumenya tidak bisa dihitung maka menggunakan satuan LS atau lump sum.
Setelah Volume selesai dihitung maka item-item pekerjaan tersebut dibuatkan tabel seperti dibawah ini:
Alamat :_____________________
Ke VII.Pek.Rangka Atap……….4.Pembuatan Balok Nok
Alamat :_____________________
Alamat :_____________________
I. Pekerjaan Awal
- Pengukuran
- Bowplank
1. Galian
2. Urugan
3. Mengurug kembali
III. Pekerjaan Fondasi
1. Lantai kerja
2. Pasangan fondasi
IV. Pekerjaan Beton
1. Sloof
2. Kolom
3. Ring balk
V. Pekerjaan Dinding
1. Pasangan Bata.
2. Plesteran
3. Acian
4. Sponengan
5. Tali air
VI. Pekerjaan Kusen dan Pintu, Jendela
- Pembuatan kusen pintu jendela
- Pembuatan daun pintu
- Pembuatan daun jendela
- Pasang Kusen Pintu
- Pasang Kusen Jendela
- Pasang Daun Pintu
- Pasang Daun Jendela
- Pembuatan Kuda-kuda
- Pembuatan Gording
- Pembuatan Jurai
- Pembuatan balok nok
- Pasang kuda-kuda
- Pasang gording
- Pasang Balok Nok
- Pasang Jurai
- Pasang Papan suri
- Pasang Usuk
- Pasang alumunium poil
- Pasang Reng
- Pasang Genteng
- Pasang Talang
- Pasang list plank
- Rangka Plafon
- Pasang Plafon
- Pasang Kunci tanam
- Pasang Grendel
- Pasang Hak Angin
- Pasang kaca
- Pasang List plafon
- Beton Lantai (1:3:6)
- Pasang Keramik lantai ukuran 30/30
- Pasang Keramik lantai WC ukuran 20/20
- Pasang Keramik dinding
1. Pasang saluran air bersih PVC ¾”
2. Pasang saluran air kotor PVC 4″
3. Pasang Closet
4. Pasang bak air
5. Pasang Karan Air
6. Pembuatan Septick Tank (beerput)
7. Pembuatan sumur peresapan
XI. Pekerjaan phinising
- Cat Dinding
- Cat Plafon
- Cat Kusen
- Cat Daun pintu/jendela
- Titik lampu
- Titik stop kontak
- Titik saklar
1. Pembersihan Akhir
Cara menghitung Volume pekerjaan :
I. Pekerjaan Awal
1. Pengukuran
Yang dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan posisi dari bangunan dilakukan pengukuran batas-batas, volume pengukuran adalah dihitung dg satuan lumpsum, missal diperkirakan dikerjakan 2 hari dengan 2 tukang, sehingga perhitungan sbb ,upah tukang Rp.50.000, maka biaya 50.000 x 2 x 2 = Rp. 200.000.
Digunakan untuk membantu menentukan As atau letak titik dari bangunan, dengan cara membuat pagar menggunakan papan 2/15 dipaku pada kayu ukuran 5/7 sebagai tiang, dibuat dengan jarak 1 meter dari as bangunan dipasang keliling bangunan.
Misal rumah ukuran 6 x 7 , maka volume bowplank adalah (6+1+1)+(7+1+1)=17 m.
Harga dan kebutuhan material dapat dilihat pada Analisa pekerjaan.
II. Pekerjaan Galian dan urugan
1. Galian
Adalah pekerjaan menggali yang berhubungan dengan pembuatan fondasi, dalam dan lebarnya fondasi ditentukan oleh type fondasi. Misal lebar bawah fondasi 70 cm, maka lebar dari galian adalah 70 cm ditambah kiri 10 cm kanan 10 cm menjadi 70 + 20 = 90 cm, sedangkan kedalaman galian juga ditentukan oleh keadaan tanah baik, tetapi kalau kondisi tanah biasa umumnya kedalaman galian 70 cm, maka volume galian adalah 0.9 m x 0.7 m x panjang fondasi = satuan m3, sedangkan untuk menentukan berapa jumlah tenaga atau upah dapat dilihat analisa pekerjaan galian.
2. UruganAdalah pekerjaan mengurug lantai bangunan, volume dihitung luas bangunan dikalikan tinggi urugan satuan m3, kebutuhan material urugan dan jumlah tenaga atau upah dapat dilihat pada analisa pekerjaan.
3. Mengurug kembali
Adalah mengurug bekas galian Fondasi, volume biasanya dihitung 1/3 dari volume galian, contoh volume galian 60 m3 maka urugan kembali adalah 60 m3/3 = 20 m3.
III. Pekerjaan Fondasi
1. Lantai Kerja
Adalah suatu item pekerjaan yang lokasinya dibawah fondasi (lihat fondasi Rumah), lantai kerja dapat berupa urugan pasir dengan tebal 10 cm, pasangan batu kali kosong, atau beton dengan campuran 1:3:5 tebal 5 s/d 10 cm. cara perhitungan adalah luas dikalikan tebal dengan satuan m3, kebutuhan material dan upah lihat analisa pekerjaan.
2. Pasangan Fondasi
Fondasi yang kami maksudkan disini adalah fondasi batu kali (stal) untuk bangunan rumah lantai 1, cara menghitung volume hitung semua panjang fondasi kemudian dikalikan tinggi fondasi, dan dikalikan (lebar atas+lebar bawah dibagi 2), satuan m3.
Contoh: panjang seluruh fondasi 50 meter, tinggi fondasi 0,7 meter, lebar atas fondasi 0.3 meter lebar bawah fondasi 0.7 meter, maka volumenya adalah 50 x 0,7 x ((0,3+0,7)/2) = 17,5 m3.
IV. Pekerjaan Beton
1. Sloof
Yang dimaksud dengan sloof adalah struktur bangunan yang berada diatas fondasi untuk lebih jelas lihat sloof rumah lantai 1 dan 2.
Cara menghitung volume sebagai berikut : untuk volume beton panjang total sloof x lebar x tinggi = satuan m3.
Untuk perhitungan jumlah besi beton, pertama yang dicari adalah jumlah begel, dengan cara panjang total sloof dibagi jarak begel ditambah 1 = jumlah begel, jumlah begel dikalikan panjang satu begel = panjang total besi beton yang dibutuhkan.
Misal sloof 15/20, begel d 8 – 15, panjang total 25 meter, jumlah begel = (25/0.15)+1=167,6 bh = 168 bh, sedangkan panjang satu begel = ((15 -5)x 2)+((20-5) x 2)= 50 cm, maka total besi beton untuk begel adalah 0,5 x 168 = 84 meter, satu batang besi beton panjang standar adalah 12 m, 84/12= 7 batang. Untuk menghitung besi beton tulangan pokok yaitu dengan cara jumlah tulangan pokok dikalikan panjang total.
Sedangkan untuk perhitungan RAB besi beton tidak dihitung,yang ditampilkan adalah volume beton.
2. Kolom
Cara menghitung Volume adalah tentukan atau hitung jumlah kolom kemudian dikalikan tinggi kolom,sehingga mendapat total panjang kolom x lebar x tinggi = volume kolom satuan m3.
3. Ring balk.
Cara menghitung volume sama dengan perhitungan sloof dan kolom
V. Pekerjaan Dinding
1. Pasangan Bata.
Dinding pasangan bata ada 2 cara menghitung yaitu dengan cara perhitungan luas dan dengan cara perhitungan isi, untuk perhitungan isi jarang sekali digunakan, akan tetapi bila suatu saat dibutuhkan dengan cara perhitungan isi, caranya adalah luas x tebal, untuk tebal tergantung jenis pasangan bata, pasangan 1 bata atau ½ bata ,untuk ukuran 1 bata yaitu 30 cm sedangkan ukuran ½ bata 15 cm.
Cara menghitung luas pasangan bata adalah sebagai berikut, pertama hitung keliling dari dinding, kalikan dengan tinggi dinding, dan dikurang luas dari daun jendela,daun pintu,boven, satuan m2.
2. Plesteran
Volume plesteran adalah 2 x dari volume pasangan bata.
3. Acian
Sama dengan cara menghitung volume plesteran tetapi dikurangi, daerah yang tidak di aci seperti dinding keramik dll.
4. Sponengan atau tali air
Sponengan atau tali air adalah batas antara kusen dan plesteran, bila lebar kusen kurang dari lebar dinding (15 cm) maka batas antara kusen dan plesteran disebut sponengan, sedangakan bila lebar kusen sama dengan lebar dinding maka batas antara kusen dan plesteran disebut tali air.
VI. Pekerjaan Kusen dan Pintu, Jendela
1. Pembuatan Kusen
Cara perhitungan kusen pada RAB ada 2 macan yaitu dengan satuan jadi, atau m3, untuk satuan m3 yaitu hitung semua panjang dari bahan pembuat kusen kemudian dikalikan dengan tebal dan lebar dari kayu, satuan m3.
Kebutuhan material dan upah dapat dilihat pada analisa pekerjaan.
2. Daun Pintu.
Daun pintu ada beberapa macam, missal daun pintu panil atau doble plywood, dalam perhitungan volume untuk RAB biasanya di hitung perunit.
3. Pasang Kusen Pintu dan Jendela
Volume pemasangan bermacam-macam, antara lain dg cara panjang keliling kusen, perlubang, atau perunit.
4. Pasang Daun Pintu dan Jendela
Volume pemasangan dihitung perunit, diluar pemasangan kunci tanam, hak angin, slot.
VII. Pekerjaan Rangka Atap.
1. Pembuatan Kuda-Kuda
Volume dihitung dengan satuan m3, yaitu panjang total bahan dikalikan dimensi kayu yang dipakai.
Contoh, panjang total bahan yang digunakan untuk kuda-kuda adalah 25 meter kayu yang digunakan 8/12 maka volume adalah 25 x 0.08 x 0.12 = 0.24 m3.untuk harga dapat dilihat analisa pekerjaan.
2. Pembuatan Gording.
Yang dimaksud dengan pembuatan gording adalah pembuatan sambungan antara gording, satuan adalah m3, cara mencari volume sama dengan cara mencari volume pada perhitungan kuda-kuda.
3. Pembuatan Jurai.
Sama dengan pembuatan gording,
4. Pembuatan Balok Nok.
Sama dengan pembuatan gording, dan Jurai. Untuk ketiga item pekerjaan tersebut dimensi kayu biasanya sama hanya letak saja yang membedakan nama item pekerjaan.
5. Pasang Kuda-kuda.
Yang dimaksud pasang kuda-kuda biasanya disebut erextion kuda-kuda, adalah pemasangan kuda-kuda dilokasi tempatnya kuda-kuda. Tidak membutuhkan material tambahan karna kuda-kuda dipasang setelah dibuat. Biaya biasanya diambil 50 % dari biaya pembuatan kuda-kuda. Begitu juga untuk pemasangan jurai,gording,balok nok. Satuan volumenya adalah m3.
6. Pasang Papan Suri.
Yang dimaksud dengan papan suri adalah, papan yang letaknya diatas balok nok, yang berfungsi untuk menahan kerpus, ukuran yg digunakan biasanya 2/20 dapat juga lebih kecil atau lebih besar sesuai kebutuhan dilapangan. Satuan volumenya adalah m’.
7. Pasang Usuk.
Usuk biasanya menggunakan kayu ukuran 4/6 atau 5/7, yg sering digunakan adalah kayu ukuran 5/7, untuk atap yg menggunkan asbes atau seng tidak memakai usuk, cukup dengan gording. Perhitungan usuk yaitu luas dengan satuan m2. kebutuhan matererial dan upah lihat analisa pekerjaan.
8. Pasang Alumunium poil.
Pemasangan alumunium poil dimaksudkan untuk mengurangi panas dan mencegah tampias saat terjadi hujan yang disertai angin, bahan yang digunakan tidak mutlak alumunium poil, dapat diganti dengan karpet atau seng plat. letak alumunium poil adalah diantara usuk dan reng. Satuannya adalah m2.
9. Pasang Reng.
Reng ukuran yang digunakan ada dua macam yaitu 2/3 atau ¾,tergantung jenis genteng yang dipakai, untuk genteng beton biasanya menggunakan ukuran ¾ , perhitungan reng adalah sama dengan menghitung usuk yaitu luas dengan satuan m2.(luas reng sama dengan luas dari usuk).
10. Pasang Genteng
Genteng ada beberapa jenis, akan tetapi yang umum adalah genteng beton dan genteng keramik. Perhitungan volume adalah luas dengan satuan m2. biasanya sama dengan luas reng maupun usuk.
11. Pasang talang
Talang ada beberapa jenis bahan yang digunakan, talang seng, talang PVC, talang beton, untuk setiap jenis bahan cara perhitungan volume berbeda-beda, untuk talang yang terbuat dari seng volume nya adalah luas dengan satuan m2, talang yang terbuat dari PVC volumenya adalah panjang dengan satuan m’, sedangkan untuk talang beton dapat dihitung dengan m3 ataupun m2.
12. List plank
List plank ada beberapa jenis bahan yang digunakan, yaitu bahan dari kayu, beton, pvc, fiber dll, tetapi saat ini list plank yang sering digunakan adalah terbuat dari kayu dan beton, perhitungan volume ada yang menggunakan m’,m2,m3. perhitungan volume tidak mengikat.
VIII. Pekerjaan Penggantung dan Pengunci.
1. Rangka Plafond
Rangka plafon ada beberapa jenis bahan yang digunakan, yaitu rangka kayu 4/6, rangka besi (bermacam-macam). Untuk perhitungan volume kalau menggunkan kayu biasanya dihitung luas, sedangkan untuk besi dihitung dengan berat (kg).
2. Pasang Plafon
Plafon bermacam-macam dari jenis bahan yang digunakan, seperti, bahan kayu, eternit, asbes plat, plywood, gibsum dll, untuk perhitungan volume adalah luas dengan satuan m2.
3. Pasang Kunci tanam, grendel, hak angin.
Perhitungan menggunkan satuan unit, atau buah.
4. Pasang Kaca.
Pemasangan kaca yaitu dengan perhitungan luas satuan m2.
5. List plafond
Yang dimaksud dengan list plafon adalah list yang berada dipinggir pertemuan antara plafond dengan dinding, tujuan pemasangan list, agar terlihat rapi. Satuan volume adalah m’
IX. Pekerjaan Lantai dan keramik.
1. Beton Lantai 1:3:5
Yang dimaksud dengan beton lantai, biasanya disebut floor, atau plesteran lantai, tebal beton lantai untuk rumah tinggal mulai dari 5 cm sampai dengan 10 cm. sebelum lantai diplester sebaiknya diberi urugan pasir setebal 10 cm. Untuk perhitungan volume lantai beton m3, tetapi kadang-kadang ada yang membuat m2.
2. Pasang keramik lantai utama dan wc.
Pemasangan keramik lantai volume yang digunakan adalah luas dg satuan m2.
3. Pasang Keramik Dinding.
Pemasangan keramik dinding volume yang digunakan adalah luas dg satuan m2.
X. Pekerjaan Sanitasi
1. Pasang Saluran air bersih pvc ¾”.
Perhitungan volume adalah panjang dengan satuan m’.
2. Pasang Saluran Air kotor pvc 4″
Perhitungan volume adalah panjang dengan satuan m’.
3. Pasang Closet, kran
Perhitungan volume adalah buah atau unit.
4. Pembuatan Septick tank atau beerput.
Septick tank atau beerput adalah suatu tempat untuk menampung kotoran manusia, perbedaan septick tank dan beerput adalah dari bentuk mdan bahan yang digunakan akan tetapi fungsinya sama.
Septick tank bahan yang digunakan adalah pasangan bata, dengan ukuran persegi panjang, sedangkan kalau beerput bahan yang digunakan buis beton diameter 80 cm s/d 90 cm. biasanya perhitungan volume adalah unit (lansung jadi).
5. Saluran Peresapan atau Sumur Peresapan.
Saluran peresapan atau sumur peresapan adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai peresapan air dari buangan septick tank. Volume perhitungan adalah unit.
XI. Pekerjaan Phinising.
1. Pekerjaan Cat tembok, plafon, kusen, daun pintu dan jendela.
Perhitungan Volume nya adalah luas dengan satuan m2.
XII. Pekerjaan Instalasi listrik.
Pekerjaan instalasi listrik volume pekerjaan menggunakan titik, sedangkan harga sesuai dengan ketentuan PLN.
XIII. Pemebersihan Akhir.
Yang dimaksud dengan pekerjaan pembersihan akhir, adalah pekerjaan pembersihan sisa sisa material atau kotoran-kotoran aikibat dari pekerjaan, seperti pembersihan kamar mandi, lantai, kusen dari debu-debu, karna volumenya tidak bisa dihitung maka menggunakan satuan LS atau lump sum.
Setelah Volume selesai dihitung maka item-item pekerjaan tersebut dibuatkan tabel seperti dibawah ini:
RAB PEMBANGUNAN RUMAH
Bpk :_______________________Alamat :_____________________
Halaman : 1
No | Uraian Pekerjaan | Volume | Satuan | Harga satuan (Rp) | Jumlah Harga (Rp) |
I | Pekerjaan Awal | ||||
1 | Pengukuran | 1 | Ls | ||
2 | Bowplank | 17 | M’ | ||
Sub Jumlah I | |||||
II | Pekerjaan Galian & Urugan | ||||
1 | Galian | M3 | |||
2 | Urugan | M3 | |||
3 | Mengurug kembali | M3 | |||
Sub Jumlah II | |||||
III | Pekerjaan Fondasi | ||||
1 | Lantai Kerja | M3 | |||
2 | Pasangan Fondasi | M3 | |||
Sub Jumlah III | |||||
IV | Pekerjaan Beton | ||||
1 | Sloof | M3 | |||
2 | Kolom | M3 | |||
3 | Ring balk | M3 | |||
Sub Jumlah IV | |||||
V | Pekerjaan Dinding | ||||
1 | Pasangan Bata | M2 | |||
2 | Plesteran | M2 | |||
3 | Acian | M2 | |||
4 | Sponengan | M’ | |||
5 | Tali Air | M’ | |||
Sub Jumlah V | |||||
VI | Pek. Kusen & Pintu,jendela | ||||
1 | Pembuatan Kusen pintu jendela | M3 | |||
2 | Pembuatan daun pintu | Bh | |||
3 | Pembuatan daun jendela | Bh | |||
4 | Pasang kusen pintu | Bh | |||
5 | Pasang Kusen Jendela | Bh | |||
6 | Pasang Daun pintu | Bh | |||
7 | Pasang Daun Jendela | Bh | |||
Sub Jumlah VI | |||||
VII | Pek.Rangka Atap | ||||
1 | Pembuatan Kuda-kuda | ||||
2 | Pembuatan Gording | ||||
3 | Pembuatan Jurai |
RAB PEMBANGUNAN RUMAH
Bpk :_______________________Alamat :_____________________
Halaman : 2
No | Uraian Pekerjaan | Volume | Satuan | Harga satuan (Rp) | Jumlah Harga (Rp) |
VII | Pek.Rangka Atap | ||||
4 | Pembuatan Balok Nok | M3 | |||
5 | Pasang Kuda-kuda | M3 | |||
6 | Pasang Gording | M3 | |||
7 | Pasang Balok Nok | M3 | |||
8 | Pasang Jurai | M3 | |||
9 | Pasang Papan suri | M’ | |||
10 | Pasang usuk | M2 | |||
11 | Pasang alumunium poil | M2 | |||
12 | Pasang Reng | M2 | |||
13 | Pasang Genteng | M2 | |||
14 | Pasang Talang | M2 | |||
15 | Pasang list plank | M’ | |||
Sub Jumlah VII | |||||
VIII | Pek.Penggantung& Pengunci | ||||
1 | Rangka Plafon | M2 | |||
2 | Pasang Plafon | M2 | |||
3 | Pasang Kunci Tanam | Bh | |||
4 | Pasang Grendel | Bh | |||
5 | Pasang Hak angin | Bh | |||
6 | Pasang Kaca | M2 | |||
7 | Pasang list Plafon | M’ | |||
Sub Jumlah VIII | |||||
IX | Pek.Lantai dan Keramik | ||||
1 | Beton lantai | M2 | |||
2 | Pasang Keramik lantai Utama | M2 | |||
3 | Pasang keramik lantai WC | M2 | |||
4 | Pasang keramik dinding | M2 | |||
Sub Jumlah IX | |||||
X | Pekerjaan Sanitasi | ||||
1 | Pas.Sal air bersih PVC3/4″ | M | |||
2 | Pas.Sal Air kotor PVC 4″ | M | |||
3 | Pasang Closet | Bh | |||
4 | Pasang bak air | Bh | |||
5 | Pasang Kran air | Bh | |||
6 | Pemb.septick tank/beerput | Unit | |||
7 | Pemb.sumur peresapan | Unit | |||
Sub Jumlah X |
RAB PEMBANGUNAN RUMAH
Bpk :_______________________Alamat :_____________________
No | Uraian Pekerjaan | Volume | Satuan | Harga satuan (Rp) | Jumlah Harga (Rp) |
XI | Pekerjaan Phinising | ||||
1 | Cat Dinding | M2 | |||
2 | Cat Plafon | M2 | |||
3 | Cat Kusen | M2 | |||
4 | Cat Daun Pintu dan jendela | M2 | |||
Sub Jumlah XI | |||||
XII | Pek.instalasi listrik | ||||
1 | Titik lampu | Titik | |||
2 | Titik stop kontak | Titik | |||
3 | Titik saklar | Titik | |||
Sub Jumlah XII | |||||
XIII | Pekerjaan Akhir | ||||
1 | Pembersihan Akhir | 1 | Ls | ||
SubJumlah XIII | |||||
Jumlah Is/dXIII | |||||
Jasa 10 % x Jml | |||||
Grand Total | |||||
Pengertian Gambar-Gambar Konstruksi
Sebelum masa pembangunan, sebuah bangunan gedung akan melalui tahap perencanaan. Sebagai alat komunikasinya digunakanlah gambar-gambar yang memberikan ilustrasi tentang gedung tersebut nantinya. Selain untuk menampilkan wujud fisik bangunannya, gambar-gambar ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan struktur bangunan dan sistem utilitas di dalamnya sehingga selain bangunan tersebut terlihat indah, juga aman dan nyaman untuk ditempati.
Semakin rumit wujud dan fungsi bangunan, maka akan semakin banyak gambar yang dibutuhkan sehingga memudahkan dalam pelaksanaan konstruksi nantinya.
Selama proses perencanaan hingga selesainya pekerjaan, dikenal beberapa jenis gambar, yaitu :
1. Gambar PERENCANAAN
Adalah gambar yang dihasilkan dari pemikiran dari para perencana seperti arsitek, engineer struktur, mekanikal dan elektrikal. Gambar perencanaan merupakan imajinasi dari para perencana yang digunakan sebagai alat komunikasi dengan pemilik pekerjaan sehingga pemilik pekerjaan dapat mengetahui sejauh mana bangunan yang direncanakan tersebut memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Karena itu gambar perencanaan akan mengalami banyak perubahan hingga pada tahap yang sudah disepakati bersama atau bahkan hingga pemilik menemukan keinginannya. Gambar perencanaan belum memiliki detil yang cukup hingga layak untuk dijadikan acuan dalam proses pembangunan.
2. Gambar TENDER
Gambar tender adalah gambar yang digunakan sebagai acuan dalam perhitungan volume pekerjaan dalam proses pemilihan kontraktor. Gambar ini sudah lebih detil dari gambar perencanaan. Ukuran-ukuran penting sudah tertera dengan jelas, gambar-gambar pelengkap sudah tersedia, acuan-acuan untuk pembangunan juga sudah diberikan. Tujuannya adalah menunjang perhitungan yang cermat sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Gambar ini mengikat terhadap penawaran yang sudah diberikan dan menjadi acuan terhadap klaim dalam tahap selanjutnya.
3. Gambar KONSTRUKSI
Tahap selanjutnya setelah pemilihan kontraktor adalah memulai pembangunan (konstruksi). Untuk itu gambar ini diluncurkan, yang isinya adalah penyempurnaan dari gambar tender. Penyempurnaan ini terjadi karena pada masa tender adakalanya antara uraian pekerjaan, spesifikasi teknis dan gambar terdapat perbedaan. Setelah disepakati pada saat tender (terangkum dalam berita acara rapat klarifikasi) maka perubahan yang terjadi dituangkan dalam gambar konstruksi ini. Gambar ini kemudian menjadi acuan bagi kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan dan menjadi dasar juga untuk pelaksanaan yang dilimpahkan pada pihak ketiga.
4. Gambar KERJA (Shop Drawing)
Agar hasil pembangunan nantinya tidak berbeda dari yang sudah direncanakan maka pihak kontraktor membuat gambar ini yang isinya sudah jauh lebih detil dari jenis gambar sebelumnya (gambar konstruksi). Ukuran-ukuran sudah diberikan hingga detil, memperjelas hasil yang diinginkan. Detil material yang akan digunakan sudah dicantumkan (sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan). Acuan-acuan pekerjaan juga sudah dicantumnya. Intinya gambar ini dibuat sejelas mungkin sehingga pelaksana pekerjaan (mandor, tukang) dan pengawas (pelaksana, quality control) mengerti hasil yang diinginkan dan tidak mebuat perubahan dari gambar konstruksi sudah diberikan di tahap sebelumnya. Gambar kerja ini sebelum digunakan di lapangan harus mendapatkan persetujuan dari perwakilan dari pemilik pekerjaan di lapangan (direksi pengawas) dengan acuan adalah gambar konstruksi. Jika ternyata ada perbedaan yang harus dilakukan di lapangan maka direksi pengawas harus membubuhkan penyataan perubahan dan diberi tandatangan di atas gambar yang dimaksud. Catatan-catatan dan dokumentasi lainnya akan menjadi acuan dalam pembuatan As Built Drawing nantinya.
5. Gambar JADI (As Built Drawing)
Adalah gambar final dari bangunan gedung yang sudah selesai dilaksanakan. Gambar ini dibuat oleh kontraktor sebagai pertanggungjawaban atas pekerjaan yang sudah dilakukan dan akan digunakan oleh pemilik bangunan sebagai acuan dalam melakukan perawatan nantinya. Gambar ini memuat informasi dalam gambar kerja ditambah catatan-catatan perubahan di lapangan.
Bisa terjadi beberapa jenis gambar di atas dihilangkan dengan alasan untuk menghemat waktu dan biaya, tergantung pada perjanjian yang dilakukan antara pemilik pekerjaan dengan kontraktor, misalnya pada jenis pekerjaan design and built. Penggunaan gambar-gambar ini dimaksudkan agar hasil pelaksanaan sesuai dengan keinginan pemilik dan dengan biaya dan waktu yang sudah diperkirakan sebelumnya.
*Adalah hasil pengamatan dan pengalaman pada beberapa proyek. Istilah-istilah diambil dari komunikasi yang terjadi di lapangan.
Semakin rumit wujud dan fungsi bangunan, maka akan semakin banyak gambar yang dibutuhkan sehingga memudahkan dalam pelaksanaan konstruksi nantinya.
Selama proses perencanaan hingga selesainya pekerjaan, dikenal beberapa jenis gambar, yaitu :
1. Gambar PERENCANAAN
Adalah gambar yang dihasilkan dari pemikiran dari para perencana seperti arsitek, engineer struktur, mekanikal dan elektrikal. Gambar perencanaan merupakan imajinasi dari para perencana yang digunakan sebagai alat komunikasi dengan pemilik pekerjaan sehingga pemilik pekerjaan dapat mengetahui sejauh mana bangunan yang direncanakan tersebut memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Karena itu gambar perencanaan akan mengalami banyak perubahan hingga pada tahap yang sudah disepakati bersama atau bahkan hingga pemilik menemukan keinginannya. Gambar perencanaan belum memiliki detil yang cukup hingga layak untuk dijadikan acuan dalam proses pembangunan.
2. Gambar TENDER
Gambar tender adalah gambar yang digunakan sebagai acuan dalam perhitungan volume pekerjaan dalam proses pemilihan kontraktor. Gambar ini sudah lebih detil dari gambar perencanaan. Ukuran-ukuran penting sudah tertera dengan jelas, gambar-gambar pelengkap sudah tersedia, acuan-acuan untuk pembangunan juga sudah diberikan. Tujuannya adalah menunjang perhitungan yang cermat sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Gambar ini mengikat terhadap penawaran yang sudah diberikan dan menjadi acuan terhadap klaim dalam tahap selanjutnya.
3. Gambar KONSTRUKSI
Tahap selanjutnya setelah pemilihan kontraktor adalah memulai pembangunan (konstruksi). Untuk itu gambar ini diluncurkan, yang isinya adalah penyempurnaan dari gambar tender. Penyempurnaan ini terjadi karena pada masa tender adakalanya antara uraian pekerjaan, spesifikasi teknis dan gambar terdapat perbedaan. Setelah disepakati pada saat tender (terangkum dalam berita acara rapat klarifikasi) maka perubahan yang terjadi dituangkan dalam gambar konstruksi ini. Gambar ini kemudian menjadi acuan bagi kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan dan menjadi dasar juga untuk pelaksanaan yang dilimpahkan pada pihak ketiga.
4. Gambar KERJA (Shop Drawing)
Agar hasil pembangunan nantinya tidak berbeda dari yang sudah direncanakan maka pihak kontraktor membuat gambar ini yang isinya sudah jauh lebih detil dari jenis gambar sebelumnya (gambar konstruksi). Ukuran-ukuran sudah diberikan hingga detil, memperjelas hasil yang diinginkan. Detil material yang akan digunakan sudah dicantumkan (sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan). Acuan-acuan pekerjaan juga sudah dicantumnya. Intinya gambar ini dibuat sejelas mungkin sehingga pelaksana pekerjaan (mandor, tukang) dan pengawas (pelaksana, quality control) mengerti hasil yang diinginkan dan tidak mebuat perubahan dari gambar konstruksi sudah diberikan di tahap sebelumnya. Gambar kerja ini sebelum digunakan di lapangan harus mendapatkan persetujuan dari perwakilan dari pemilik pekerjaan di lapangan (direksi pengawas) dengan acuan adalah gambar konstruksi. Jika ternyata ada perbedaan yang harus dilakukan di lapangan maka direksi pengawas harus membubuhkan penyataan perubahan dan diberi tandatangan di atas gambar yang dimaksud. Catatan-catatan dan dokumentasi lainnya akan menjadi acuan dalam pembuatan As Built Drawing nantinya.
5. Gambar JADI (As Built Drawing)
Adalah gambar final dari bangunan gedung yang sudah selesai dilaksanakan. Gambar ini dibuat oleh kontraktor sebagai pertanggungjawaban atas pekerjaan yang sudah dilakukan dan akan digunakan oleh pemilik bangunan sebagai acuan dalam melakukan perawatan nantinya. Gambar ini memuat informasi dalam gambar kerja ditambah catatan-catatan perubahan di lapangan.
Bisa terjadi beberapa jenis gambar di atas dihilangkan dengan alasan untuk menghemat waktu dan biaya, tergantung pada perjanjian yang dilakukan antara pemilik pekerjaan dengan kontraktor, misalnya pada jenis pekerjaan design and built. Penggunaan gambar-gambar ini dimaksudkan agar hasil pelaksanaan sesuai dengan keinginan pemilik dan dengan biaya dan waktu yang sudah diperkirakan sebelumnya.
*Adalah hasil pengamatan dan pengalaman pada beberapa proyek. Istilah-istilah diambil dari komunikasi yang terjadi di lapangan.
Macam-macam pondasi
Macam-macam pondasi :
1. Pondasi Langsung (STAHL) :
Pondasi langsung (Stahl) dipakai pada kondisi tanah : " baik ", Yaitu
dengan kekerasan tanah atau sigma tanah = 2 Kg / Cm2 , dengan
kedalaman tanah keras lebih kurang = 1,50 Cm, kondisi air tanah cukup
dalam. Bahan material yang dipergunakan untuk pondasi jenis ini
biasanya dipakai : batu kali, batu gunung, atau beton tumbuk.
2. Pondasi Foot Plat
Pondasi footplat dipergunakan pada kondisis tanah dengan sigma
antara : 1,5 –2,00 kg/cm2. Pondasi foot plat ini biasanya dipakai untuk
bangunan gedung 2 – 4 lantai, dengan kondisi tanah yang baik dan stabil.
Bahan dari pondasi ini dari beton bertulang. Untuk menetukan dimensi
dari pondasi ini dengan perhitungan konstruksi beton bertulang.
3. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran dipakai untuk tanah yang labil, dengan sigma
lebih kecil dari 1,50 kg/cm2. Seperti bekas tanah timbunan sampah, lokasi
tanah yang berlumpur.
4. Pondasi Merata (Slab Foundation)
Pondasi merata dipergunakan pada kondisi tanah sangat lembek
(lunak). Juga dipergunakan untuk pondasi lantai bawah tanah/bassment
suatu bangunan gedung.
5. Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek,
tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil,
kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Bahan
untuk pondasi tiang pancang adalah : bamboo, kayu besi/kayu ulin, baja,
dan beton bertulang.
a. Pondasi Tiang Pancang Kayu
Pondasi tiang pancang kayu di Indonesia, dipergunakan pada
rumah-rumah panggung di daerah Kalimantan, di Sumatera, di Nusa
Tenggara, dan pada rumah-rumah nelayan di tepi pantai.
b. Pondasi Tiang Pancang Beton
Pondasi tiang beton dipergunakan untuk bangunan-bangunan
tinggi (high rise building). Pondasi tiang pancang beton, proses
pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut :
1). Melakukan test " boring" untuk menentukan kedalaman tanah keras
dan klasifikasi panjang tiang pancang, sesuai pembebanan yang
telah diperhitungkan.
2). Melakukan pengeboran tanah dengan mesin pengeboran tiang
pancang.
3). Melakukan pemancangan pondasi dengan mesin pondasi tiang
pancang.
Pondasi tiang pancang beton pada prinsipnya terdiri dari : pondasi
tiang pancang beton cor di tempat dan tiang pancang beton sistem
fabrikasi.
Pondasi tiang pancang beton cor ditempat
Proses pelaksanaannya pondasi tiang pancang beton cor di tempat
sebagai berikut :
1). Melakukan pemboran tanah sesuai kedalamn yang ditentukan
dengan memasukkan besi tulangan beton.
2). Memompa tanah bekas pengeboran ke atas permukaan tanah.
3). Mengisi lubang bekas pengeboran dengan adukan beton, dengan
sistem dipompakan dan desakan/tekanan.
4). Pengecoran adukan beton setelah selesai sampai di atas
permukaan tanah,
5). Kemudian dipasang stek besi beton sesuai dengan aturan teknis
yang telah ditentukan.
1. Pondasi Langsung (STAHL) :
Pondasi langsung (Stahl) dipakai pada kondisi tanah : " baik ", Yaitu
dengan kekerasan tanah atau sigma tanah = 2 Kg / Cm2 , dengan
kedalaman tanah keras lebih kurang = 1,50 Cm, kondisi air tanah cukup
dalam. Bahan material yang dipergunakan untuk pondasi jenis ini
biasanya dipakai : batu kali, batu gunung, atau beton tumbuk.
2. Pondasi Foot Plat
Pondasi footplat dipergunakan pada kondisis tanah dengan sigma
antara : 1,5 –2,00 kg/cm2. Pondasi foot plat ini biasanya dipakai untuk
bangunan gedung 2 – 4 lantai, dengan kondisi tanah yang baik dan stabil.
Bahan dari pondasi ini dari beton bertulang. Untuk menetukan dimensi
dari pondasi ini dengan perhitungan konstruksi beton bertulang.
3. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran dipakai untuk tanah yang labil, dengan sigma
lebih kecil dari 1,50 kg/cm2. Seperti bekas tanah timbunan sampah, lokasi
tanah yang berlumpur.
4. Pondasi Merata (Slab Foundation)
Pondasi merata dipergunakan pada kondisi tanah sangat lembek
(lunak). Juga dipergunakan untuk pondasi lantai bawah tanah/bassment
suatu bangunan gedung.
5. Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek,
tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil,
kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Bahan
untuk pondasi tiang pancang adalah : bamboo, kayu besi/kayu ulin, baja,
dan beton bertulang.
a. Pondasi Tiang Pancang Kayu
Pondasi tiang pancang kayu di Indonesia, dipergunakan pada
rumah-rumah panggung di daerah Kalimantan, di Sumatera, di Nusa
Tenggara, dan pada rumah-rumah nelayan di tepi pantai.
b. Pondasi Tiang Pancang Beton
Pondasi tiang beton dipergunakan untuk bangunan-bangunan
tinggi (high rise building). Pondasi tiang pancang beton, proses
pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut :
1). Melakukan test " boring" untuk menentukan kedalaman tanah keras
dan klasifikasi panjang tiang pancang, sesuai pembebanan yang
telah diperhitungkan.
2). Melakukan pengeboran tanah dengan mesin pengeboran tiang
pancang.
3). Melakukan pemancangan pondasi dengan mesin pondasi tiang
pancang.
Pondasi tiang pancang beton pada prinsipnya terdiri dari : pondasi
tiang pancang beton cor di tempat dan tiang pancang beton sistem
fabrikasi.
Pondasi tiang pancang beton cor ditempat
Proses pelaksanaannya pondasi tiang pancang beton cor di tempat
sebagai berikut :
1). Melakukan pemboran tanah sesuai kedalamn yang ditentukan
dengan memasukkan besi tulangan beton.
2). Memompa tanah bekas pengeboran ke atas permukaan tanah.
3). Mengisi lubang bekas pengeboran dengan adukan beton, dengan
sistem dipompakan dan desakan/tekanan.
4). Pengecoran adukan beton setelah selesai sampai di atas
permukaan tanah,
5). Kemudian dipasang stek besi beton sesuai dengan aturan teknis
yang telah ditentukan.
Langganan:
Postingan (Atom)